Insentif Motor Listrik Bisa Lewat Infrastruktur, Bukan Cuma Subsidi

Industri motor listrik Indonesia tengah menghadapi tantangan baru.

Setelah tahun lalu menikmati subsidi pemerintah, tahun ini pasar harus menyesuaikan diri tanpa bantuan subsidi.

Hal ini memengaruhi keputusan konsumen dan strategi produsen motor listrik dalam memperluas pangsa pasar.

Meski begitu, Alva optimistis pertumbuhan kendaraan roda dua listrik tetap menjanjikan.

Menurut Purbaja Pantja, Chief Executive Officer Alva, dukungan pemerintah tidak harus selalu berupa subsidi, tetapi bisa diwujudkan melalui pengembangan ekosistem yang mempermudah konsumen dalam menggunakan motor listrik.

ALVA pamerkan capaian 33 juta km, hemat 80 persen, dan umumkan kerja sama pembiayaan serta teknologi di IMOS 2025.

“Tahun ini pasar sedang menyesuaikan karena tidak ada subsidi pemerintah seperti tahun lalu, tapi kami tetap bersyukur karena portofolio produk baru Entry memberi pilihan lebih bagi masyarakat,” kata Purbaja di Tangerang, Rabu (24/9/2025).

Purbaja menjelaskan, strategi ini mencakup pembangunan jaringan boost charging station, layanan service point, dan fasilitas pendukung lainnya seperti parkir khusus untuk motor listrik.

Hal ini dimaksudkan agar konsumen tidak mengalami kesulitan saat mengisi daya atau merawat kendaraannya.

“Inisiatif untuk pengembangan ekosistem charging atau fasilitas seperti parkir gratis sangat membantu pengguna motor listrik,” tambahnya.

Dengan dukungan ekosistem yang memadai, Alva berharap masyarakat tetap tertarik beralih ke kendaraan listrik, meski subsidi langsung dari pemerintah tidak lagi tersedia.

Alva juga menegaskan bahwa kehadiran produk baru Entry memberi opsi harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat, sehingga konsumen memiliki alternatif yang lebih luas.

Kombinasi antara inovasi produk dan penguatan ekosistem diharapkan mampu mendorong adopsi motor listrik di Indonesia secara lebih signifikan ke depannya.