Industri Komponen Otomotif Lokal Belum Merasakan Pertumbuhan Ekspor

Ekspor kendaraan utuh (completely built up/CBU) Indonesia pada semester I/2025 tercatat sebanyak 233.648 unit, meningkat 7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sesuai data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

Namun, sektor komponen otomotif lokal masih menghadapi tantangan besar dalam meraih manfaat dari pertumbuhan pasar ekspor ini.

Rachmat Basuki, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM), menyatakan bahwa meskipun pasar ekspor mengalami pertumbuhan, sebagian besar produsen lokal belum merasakan dampaknya secara signifikan.

“Kalau setiap tahun tumbuh hampir 6 persen, sampai semester I ekspor sudah mencapai USD 3 miliar. Cukup besar, namun sebagian besar ekspor masih dilakukan oleh perusahaan dengan jaringan joint venture,” ujar Rachmat saat ditemui di Jakarta belum lama ini.

Basuki menekankan keterbatasan produsen lokal yang tidak memiliki mitra internasional. “Seperti komponen-komponen Jepang dengan mitra, China dengan mitra, yang agak susah itu kan kalau yang benar-benar lokal,” katanya.

Untuk mengatasi tantangan ini, GIAMM mendorong industri komponen lokal untuk memperluas pasar ekspor dengan menargetkan lebih banyak negara tujuan. “Kami berharap lewat pameran ini bisa memperkaya hubungan dengan internasional,” ujar Basuki.

Selain itu, dukungan pemerintah melalui insentif juga terbukti membantu pertumbuhan pasar.

Basuki mencontohkan kebijakan PPnBM DTP setelah pandemi Covid-19 yang membuat permintaan meningkat dan membantu produsen bertahan. “Contohnya seperti insentif PPnBM DTP setelah pandemi Covid, itu kan jadi membuat pasarnya naik. Kami pun jadi tertolong, jadi itu paling sudah teruji lah kalau menurut saya, paling cepat. Nanti sembari juga kaji long term-nya,” ujarnya.

Koperasi Tegal Manufaktur Indonesia bergerak di berbagai bidang, seperti komponen otomotif, alat berat, perkapalan, dan peralatan rumah tangga.

Pertumbuhan ekspor yang belum merata menunjukkan pentingnya pendampingan bagi UMKM otomotif.

Dengan dukungan regulasi dan kerja sama yang tepat, produsen kecil berpotensi menembus pasar internasional, sehingga industri otomotif nasional tidak hanya dikuasai oleh pemain besar.