Dampak Truk China Banjiri RI, Pabrik Sparepart Sampai PHK Pekerja

Truk impor dari China yang membanjiri pertambangan di Indonesia berdampak buat industri otomotif Tanah Air. Pabrik suku cadang atau sparepart dilaporkan sampai PHK karyawan.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia melaporkan adanya aktivitas impor truk untuk kebutuhan tambang. Truk impor ini bisa mengancam industri dalam negeri, apalagi buat pabrikan yang sudah berinvestasi besar. Terlebih, truk impor juga tidak membutuhkan pasokan komponen dari supplier yang ada di Indonesia.
Dikutip CNBC Indonesia, truk impor dari China yang membanjiri pertambangan di Tanah Air kini mulai terasa dampaknya. Pabrik komponen kendaraan ada yang mengurangi karyawan sampai separuhnya.
"Ada perusahaan yang suplai komponen dump truck pengurangan karyawan hampir 50 persen," kata Sekjen Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) Rachmat Basuki dilansir CNBC Indonesia.
"Untuk truk import CBU-nya segera dihentikan karena kalau truk tidak hanya komponen, namun industri karoseri juga sangat terdampak. Mudah-mudahan dengan cara tersebut industri komponen bisa lebih baik," sebutnya.
Truk merek Jepang mungkin mendominasi di jalan-jalan Indonesia. Tetapi jika bicara di tambang nikel seperti di Morowali (Sulawesi Tengah) dan Halmahera (Maluku Utara) yang paling populer adalah truk warna merah asal China merek Shacman.
Motor Sights International (MSI), distributor Shacman menjelaskan sudah menjual lebih dari 6.000 truk di Indonesia sejak 2016 yang 95 persen penjualannya digunakan di Morowali dan Halmahera.
Bahkan di situs global Shacman, disebutkan proyek nikel di Indonesia merupakan keberhasilan Shacman di Asia Pasifik.
Tak cuma karena maraknya truk impor, penjualan mobil yang anjlok tahun ini juga mempengaruhi industri komponen kendaraan. Menurut Rachmat, ada pemasok komponen mobil bensin juga terpengaruh.
"Beberapa dari anggota GIAMM yang menginfokan ke kami mereka dengan terpaksa mengurangi jumlah karyawan terutama yang suplai ke perusahaan pembuat kendaraan mobil, yang range-nya antara 3 persen sampai 23 persen tergantung dari perusahaan part atau komponen tersebut," katanya.
Dia bilang, faktor terjadinya PHK di industri komponen kendaraan adalah penurunan permintaan kendaraan domestik yang turun, hingga maraknya mobil listrik impor utuh (CBU).