Rapor Penjualan Motor Listrik di Indonesia

Penjualan sepeda motor listrik sampai September 2025 bisa dikatakan kurang tumbuh dibandingkan periode yang sama di 2024.

Salah satu yang diduga menjadi alasannya adalah tidak adanya subsidi dari pemerintah untuk pembelian motor listrik. Isunya memang akan dilanjutkan, tapi sampai Oktober belum ada kejelasan.

Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI), menyebutkan capaian anggotanya sampai September baru menyentuh 16.586 unit.

Jajaran motor listrik Honda

"Januari sampai September 2025, total 16.586 unit. Honda paling banyak," kata Sigit kepada Kompas.com, Minggu (12/10/2025).

Anggota AISI yang saat ini menjual motor listrik sebenarnya baru ada tiga, Honda, TVS, dan Kawasaki. Sisanya seperti Yamaha dan Suzuki belum punya lini produk elektrifikasi berbasis baterai.

Honda punya empat model motor listrik, EM1 e:, EM1 e: +, ICON e:, dan CUV e:. Dari keempat model, CUV e: disebut paling laku, tapi saat ditanya berapa jumlahnya, pihak AHM tertutup akan hal tersebut.

Selain AISI, ada juga Aismoli atau Asosiasi Industri Motor Listrik Indonesia. Rapor penjualan motor listrik anggota Aismoli juga alami penurunan, seperti yang dikatakan Ketua Umum Aismoli Budi Setiyadi.

Menurutnya, penyebab utama penjualan motor listrik turun adalah tidak adanya program subsidi pemerintah.

“Tahun 2025 ini belum ada subsidi. Kalau dibandingkan year-on-year dengan 2024, tentu tidak sebanding. Tahun lalu, saat subsidi berlaku, pertumbuhan penjualan tinggi,” ujar Budi kepada Kompas.com, pada Agustus lalu.

Booth motor listrik Kupprum di GIIAS 2025

Budi mengatakan, Semester I 2025, penjualan motor listrik anggotanya di 11.000 unit sampai 12.000 unit.

“Kalau tahun lalu di 2024, (secara total) kami sampai dengan antara 60.000–70.000 unit,” kata dia.

Untuk menyiasati subsidi dari pemerintah, pabrikan membuat diskon sendiri. Polytron, Alva, Honda, juga TVS kerap beri diskon terbatas atau penyesuaian harga, lebih murah dengan fitur yang sama.