16/09/2025 · 2 jam yang lalu

Jumlah Kendaraan di Jakarta Mengalahkan SIngapura

transportasi umum, Kemacetan Jakarta, solusi berkelanjutan, Mizandaru Wicaksono, Jumlah Kendaraan di Jakarta Mengalahkan SIngapura

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan yang parah, kurangnya transportasi umum yang memadai, dan akses jalan yang tidak layak masih menjadi masalah utama yang dihadapi masyarakat Indonesia.

Mizandaru Wicaksono, Urban Mobility Manager ITDP Indonesia, menyoroti fenomena tinggiya kepemilikan kendaraan bermotor pribadi di tanah air.

Menurutnya, dalam konteks Jakarta, yang merupakan pusat ekonomi Indonesia, tingkat kepemilikan kendaraan pribadi mencapai angka yang mencengangkan, yaitu 1.077 kendaraan per 1.000 penduduk.

"Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kota-kota global lainnya, seperti Singapura dengan 133 kendaraan per 1.000 penduduk, dan New York yang hanya 235 kendaraan per 1.000 penduduk," ujarnya saat dikutip dalam keterangan resminya, Selasa (16/7/2025).

Kendaraan Pribadi di Kota Kecil

Menariknya, tidak hanya kota besar yang mengalami masalah ini; kota-kota menengah hingga kecil seperti Surakarta juga mencatat tingkat kepemilikan kendaraan pribadi yang tinggi, yaitu sebesar 771 kendaraan per 1.000 penduduk.

transportasi umum, Kemacetan Jakarta, solusi berkelanjutan, Mizandaru Wicaksono, Jumlah Kendaraan di Jakarta Mengalahkan SIngapura

Kemacetan arus lalu lintas di depan Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat imbas demonstrasi mahasiswa pada Selasa (9/9/2025).

Fenomena ini menunjukkan ketergantungan yang tinggi dari masyarakat terhadap sepeda motor dan mobil untuk keperluan sehari-hari.

"Salah satu penyebab utama ketergantungan ini adalah belum adanya transportasi publik yang dapat diandalkan oleh masyarakat," kata Mizandaru.

Data menunjukkan bahwa dari 98 kota di Indonesia, baru 25 kota yang telah mengoperasikan sistem transportasi publik massal.

Lebih parahnya, cakupan serta kualitas layanan transportasi publik di kota-kota tersebut juga masih jauh dari harapan.

Transportasi Publik 

Menurut survei ITDP pada tahun 2023, alasan utama mengapa masyarakat Jakarta dan kota sekitarnya enggan menggunakan transportasi publik adalah karena kondisi yang tidak nyaman, terutama saat jam sibuk ketika armada transportasi dipenuhi penumpang.

"Bukan hanya terbatasnya ketersediaan transportasi publik yang andal dan nyaman, tetapi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi juga diperburuk oleh kurangnya infrastruktur pejalan kaki dan pesepeda yang aman serta inklusif di kebanyakan kota di Indonesia," jelas Mizandaru.

Sering kali masyarakat harus berbagi jalan dengan kendaraan bermotor saat berjalan kaki maupun bersepeda.

Padahal, berjalan kaki dan bersepeda seharusnya menjadi alternatif utama untuk perjalanan jarak dekat (di bawah 500 meter) hingga jarak menengah (hingga 5 kilometer).

transportasi umum, Kemacetan Jakarta, solusi berkelanjutan, Mizandaru Wicaksono, Jumlah Kendaraan di Jakarta Mengalahkan SIngapura

Ilustrasi kemacetan Jakarta

Solusi Berkelanjutan 

Ketergantungan terhadap kendaraan pribadi bukan hanya menambah kemacetan di jalan raya, tetapi juga berkontribusi terhadap polusi udara yang semakin parah.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan untuk menciptakan solusi berkelanjutan dalam sektor transportasi.

Dengan meningkatkan kualitas dan cakupan transportasi umum serta menyediakan infrastruktur yang memadai bagi pejalan kaki dan pesepeda, diharapkan masyarakat akan lebih memilih moda transportasi yang lebih ramah lingkungan.

Upaya ini tidak hanya akan meredakan kemacetan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.

Categories

Tags

© TopCarNews Network. All Rights Reserved. Designed by TopCarNews