Mengapa TKDN Krusial Dalam Industri Otomotif Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com – Istilah Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) kian sering diperbincangkan, khususnya dalam konteks industri otomotif.
TKDN krusial karena mencerminkan tolok ukur untuk menilai seberapa besar kontribusi industri dalam negeri dalam memproduksi kendaraan bermotor.
Ilustrasi perakitan motor di pabrik Yamaha
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 35 Tahun 2025, perhitungan TKDN mengacu pada tiga unsur utama.
Pertama, bahan atau material langsung yang mencakup 75 persen.
Kedua, tenaga kerja langsung yang berkontribusi sebesar 10 persen.
Terakhir, biaya tidak langsung sebesar 15 persen.
Pabrik mobil PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat.
Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM), Rachmad Basuki, mengungkapkan bahwa saat ini TKDN sering disalahartikan sebagai 'local content' suatu produk, padahal keduanya berbeda.
"Jadi istilah TKDN berdasarkan Kemenperin 35 Tahun 2025 ada tiga unsur. Sedangkan secara umum, di dunia, pengertian kandungan lokal adalah berapa persen part atau komponen yang dibuat di dalam negeri terhadap cost suatu mobil atau motor," jelas Basuki kepada Kompas.com, akhir pekan lalu.
Contohnya, jika sebuah mobil diproduksi dengan biaya Rp 100 juta dan nilai part atau komponen yang dibuat di dalam negeri mencapai Rp 80 juta, maka 'local content'-nya adalah 80 persen.
TKDN 100 Persen Otomotif
Honda EM1 e: diproduksi di pabrik AHM di Pegangsaan, Jakarta Utara.
Basuki menegaskan bahwa pencapaian TKDN 100 persen, atau mendekati angka tersebut, pada kendaraan bermotor masih dianggap mustahil meskipun diproduksi secara lokal.
Hal ini disebabkan oleh adanya rantai pasok global yang diterapkan dalam industri otomotif.
"Untuk mencapai 100 persen tidak mungkin karena industri mobil dan motor mengacu pada global supply chain. Beberapa part diproduksi di negara tertentu sesuai dengan daya saing masing-masing," tambahnya.
Dia juga menggarisbawahi bahwa Indonesia belum mampu memproduksi komponen berteknologi tinggi seperti elektronik, digitalisasi, infotainment, dan elektrifikasi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besaran TKDN
Lebih lanjut, Basuki menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap besar kecilnya TKDN, termasuk skala ekonomi, teknologi, dan modalitas.
negara dengan pasar dan produksi besar biasanya memiliki kandungan lokal yang tinggi, terutama jika didukung oleh pusat penelitian dan pengembangan (R&D) yang kuat.
"Prosentasi tertinggi TKDN dicapai oleh motor, sekitar 85 persen, sementara mobil berkisar antara 80 persen. Ini benar-benar mencakup part atau komponen yang dibuat dan difabrikasi di dalam negeri. Alasannya, skala ekonomi di Indonesia sudah cukup sehingga harga menjadi kompetitif untuk diproduksi di dalam negeri," jelasnya.
Fasilitas pabrik Daihatsu di Karawang, Jawa Barat
Perbandingan Jumlah Komponen Mobil dan Motor
Secara prinsip, perhitungan local content untuk mobil dan motor memiliki kesamaan, hanya berbeda dalam jumlah komponen.
"Kalau mobil, ada sekitar 15.000 hingga 25.000 parts, sedangkan motor terdiri dari 1.800 hingga 2.500 parts, tergantung modelnya," ungkap Basuki.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang TKDN dan peranannya dalam industri otomotif, diharapkan keterlibatan sektor dalam negeri dapat semakin meningkat, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.