
— Tren detailing interior mobil mengalami perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Dulu, hanya mobil berlapis kulit yang menjadi primadona.
Namun kini, jok berbahan fabric juga mulai diterima di berbagai tempat detailing.
Bahan fabric kembali diincar untuk mendukung tampilan klasik standar pabrikan.
Stefaan Ardino, pemilik Java Seat, sebuah workshop spesialis interior mobil fabric yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat, mengungkapkan perubahan ini.
“Sekarang tempat-tempat detailing sudah mulai menerima jok berbahan fabric. Zaman dulu kan nggak mau, karena mereka nggak tahu cara menanganinya,” ujarnya saat ditemui oleh Kompas.com, pekan lalu.
Dunia Detailing
Stefaan menambahkan, usaha edukasi yang dilakukan secara berkelanjutan berhasil membuka wawasan pelaku industri detailing. “Sejak kita kasih edukasi sedikit demi sedikit, akhirnya mereka sekarang mulai beli alat vacuum water extractor, yang bisa menyedot air itu,” jelasnya.
Walaupun alat ini bukan hal baru — sering digunakan untuk membersihkan sofa di rumah — penggunaan vacuum water extractor pada jok mobil perlu dilakukan dengan hati-hati. “Iya, betul. Tapi itu juga harus hati-hati. Beberapa mobil nggak bisa diperlakukan seperti itu. Nggak bisa,” tegasnya.
Motif jok fabric mini tartan laris karena motif dan polanya yang bisa dibilang abadi dan bisa cocok dengan mobil apapun.
Risiko Kerusakan
Stefaan memberikan contoh spesifik terkait risiko kerusakan yang bisa terjadi. “Kasus paling sering terjadi pada BMW E30. Datang masih rapi, pulang malah rusak. Karena rajutannya itu besar-besar,” ungkapnya.
Setiap jenis kain, menurut Stefaan, memiliki karakteristik yang berbeda.
Oleh karena itu, penting bagi pelaku detailing untuk memahami bahan yang aman untuk disedot air dan mana yang tidak. “Tempat detailing itu harus paham bahan fabric yang aman untuk disedot sama yang nggak. Nah, itu ada ilmunya,” ujarnya.
Modifikasi BMW E30 1991 garapan Fins Garage
Kekeliruan dalam perlakuan bisa berakibat fatal. “Bisa sobek. Karena bahannya E30, dan katakanlah sama seperti bahan Kijang tahun 80-an—itu sebenarnya mirip, tapi daya tahannya beda,” jelasnya.
Perbedaan tersebut sangat terasa ketika terjadi kerusakan. “Kalau Kijang, serat kainnya lebih kecil-kecil. Jadi kalau rusak, paling cuma keriting sedikit. Tapi kalau E30, mobil Eropa lah ya, bahkan sampai E36, rajutannya segede-gede spageti. Gede banget,” lanjut Stefaan.
Sekali terjadi kerusakan, efeknya akan langsung terlihat. “Ketarik semua, mekar langsung. Nah, sekali mekar, langsung rusak total,” katanya.
Kesimpulan
Dari penjelasan Stefaan, jelas terlihat bahwa pengetahuan tentang bahan dan teknik yang tepat dalam detailing interior mobil sangatlah penting.
Sebagai pemilik kendaraan, memahami karakteristik jok mobil Anda, apakah berbahan fabric atau kulit, dapat membantu dalam menjaga keawetan dan penampilannya.
Seiring berkembangnya tren ini, edukasi menjadi kunci bagi pelaku industri detailing untuk memberikan layanan yang optimal dan menghindari kerusakan yang tidak diinginkan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com.Source: jangan Asal Detailing Jok Fabric, Salah-salah Malah Rusak