
Jaecoo Indonesia mengeklaim bahwa SUV kompak listrik terbarunya, J5 EV, telah mencapai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 40 persen.
Angka tersebut diperoleh setelah kendaraan yang baru dikenalkan dalam ajang GIIAS 2025 lalu itu melakukan perakitan secara terurai atau completely knocked down (CKD) melalui fasilitas PT Handal Indonesia Motor (HIM) di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat.
Menurut Head of Product Jaecoo Indonesia, Ryan Ferdiean Tirto, perhitungan TKDN tidak hanya berasal dari penggunaan komponen lokal, tetapi juga dari aktivitas manufaktur yang dilakukan di Indonesia. “Jadi TKDN itu sebenarnya ada beberapa hal, salah satunya juga di proses. Proses assembly, proses welding, painting, dan sebagian part itu ada di sini. Itu termasuk salah satu hal yang dilokalkan,” ujarnya di Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/10/2025).
Jaecoo J5 EV
Ryan menambahkan, ke depan, Jaecoo menargetkan untuk melokalkan komponen besar seperti aki dan ban, yang saat ini masih diimpor.
Pembicaraan dengan sejumlah pabrikan ban dalam negeri disebut sudah mulai dilakukan. “Nanti ke depannya, seperti komponen aki dan komponen ban, itu jadi salah satu obyek yang juga dilokalkan,” ujarnya.
Jaecoo disebut sudah melakukan pembicaraan awal dengan sejumlah pabrikan ban lokal untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Kendati begitu, Ryan menegaskan bahwa proses lokalisasi membutuhkan waktu karena Jaecoo masih tergolong pemain baru di pasar Indonesia. “Ban sudah mulai kita diskusikan dengan pabrikan-pabrikan lokal. Kalau bisa dilokalkan sesuai spesifikasi yang kita minta, pasti kita lakukan. Tapi butuh tahap dan waktu, karena kita juga masih baru di Indonesia, step-by-step,” kata dia.
Artinya, pencapaian TKDN 40 persen saat ini sebagian besar ditopang oleh kontribusi proses perakitan lokal, sembari mempersiapkan perluasan ke tahap lokalisasi komponen fisik di masa depan.
Tantangan Lokalisasi EV
Jaecoo J5 EV
Sebelumnya, Gabungan Industri Alat-Alat Mobil dan Motor (GIAMM) mengungkapkan bahwa hingga kini, belum ada kesepakatan konkret dari produsen mobil listrik baru asal China di Indonesia untuk menyerap komponen dari industri lokal.
Sekretaris Jenderal GIAMM, Rachmat Basuki, mengatakan sejumlah pemasok dalam negeri sebenarnya sudah sempat melakukan business matching sejak tahun lalu.
Namun, belum ada satu pun kesepakatan yang berlanjut ke tahap produksi. “Kita sih sudah pernah business matching satu atau dua tahun lalu. Sampai sekarang mungkin masih diskusi, tetapi belum ada satu pun deal untuk lokalisasi,” ujar Rachmat di Jakarta, Kamis (25/9/2025) lalu.
Padahal, sejumlah pabrikan mobil baru seperti BYD, VinFast, hingga Jaecoo ditargetkan mulai memproduksi mobil listrik secara lokal pada 2026, bertepatan dengan berakhirnya insentif impor Completely Built Up (CBU) pada akhir 2025.
Di sisi lain, tidak sedikit juga merek mobil baru yang mulai melakukan perakitan mengeklaim telah mencapai TKDN tinggi, bahkan mencapai 40 persen.
Menurut Rachmat, hambatan utama lokalisasi komponen terletak pada biaya dan sistem pembayaran (term of payment) yang belum sesuai antara produsen asing dan pemasok dalam negeri. “Kayaknya masalah cost dan term of payment. Di China, pembayaran itu bisa lebih lama, sementara supplier kita terbiasa dibayar per bulan. Kalau lebih lama, mereka harus nanggung cost-nya,” jelasnya.
Ia juga menilai sebagian besar produsen masih sebatas melakukan perakitan (assembling) tanpa memperluas penggunaan komponen lokal. “Mereka masih assembling saja kan ya. Kalau yang mau assembling di sini, mungkin masih cari-cari untuk lokalisasi, tapi belum cocok,” ujarnya.
GIAMM berharap kebijakan pemerintah ke depan dapat lebih berfokus pada insentif berbasis TKDN, bukan hanya pada aktivitas perakitan. “Kalau hanya assembling di Indonesia sudah dapat 30 persen TKDN, ya impor saja semua komponennya. Itu kan tidak mendorong tumbuhnya industri lokal,” tegas Rachmat.
Pabrik mobil PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com.Source: TKDN Jaecoo J5 EV Diklaim Sudah 40 Persen