Ketua Umum Gaikindo: Babak Baru Regulator Jadi Pemimpin

Terpilihnya Putu Juli Ardika sebagai Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) periode 2025–2028 menandai awal babak baru bagi industri otomotif nasional. Suatu kondisi di mana regulator didapuk jadi pimpinan kumpulan perusahaan otomotif swasta.
Di tengah kondisi pasar yang melemah, derasnya arus kendaraan impor, hingga sejumlah agenda regulasi yang masih menunggu penyelesaian, Putu diharapkan mampu memperkuat sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha.
Bekal pengalamannya sebagai Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membuatnya terbiasa bersentuhan dengan isu strategis, mulai dari elektrifikasi hingga penguatan rantai pasok.
Pengurus baru Gaikindo periode 2025-2028
“Kami akan laksanakan yang terbaik untuk industri otomotif nasional,” ujarnya kepada Kompas.com usai penetapan pengurus baru di Jakarta, Rabu (10/9/2025).
Warisan dari Kepemimpinan Sebelumnya
Putu menggantikan Yohannes Nangoi yang telah menakhodai Gaikindo sejak 2016. Selama hampir satu dekade, kepemimpinan Nangoi meninggalkan sejumlah catatan penting bagi industri otomotif nasional.
Salah satu yang paling menonjol adalah kebijakan insentif PPnBM di masa pandemi Covid-19. Saat penjualan mobil anjlok hampir separuhnya pada 2020, hal itu mampu menggerakkan kembali daya beli masyarakat hingga pasar mencatat penjualan 887.202 unit pada 2021.
Namun, tongkat estafet yang kini berpindah ke Putu juga datang bersama pekerjaan rumah yang tidak ringan. Perpindahan pimpinan ini juga jadi yang pertama kali, perkumpulan perusahaan otomotif swasta dipimpin regulator. Pasalnya, selama ini Gaikindo dipimpin oleh eksekutif perusahaan otomotif yang berstatus swasta murni.
Agenda revisi regulasi kendaraan dan lalu lintas, evaluasi program LCEV, penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada komponen strategis, hingga pengawalan program Zero ODOL 2027, menjadi sebagian dari prioritas yang harus dituntaskan.
Ilustrasi pameran otomotif.
Stagnasi dan Tekanan Pasar
Selain pekerjaan rumah di bidang regulasi, industri otomotif dalam negeri juga menghadapi stagnasi pada sisi penjualan dan produksi. Selama satu dekade terakhir, pasar nasional sulit menembus angka konsisten di atas satu juta unit per tahun.
Tren pelemahan makin nyata dalam dua tahun terakhir. Data Gaikindo mencatat, wholesales Januari–Juni 2025 hanya mencapai 374.740 unit, turun 8,6 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Kondisi ini melanjutkan penurunan pada 2024, ketika penjualan anjlok hampir 14 persen dibanding 2023.
Dampaknya tidak hanya dirasakan pabrikan, tetapi juga industri komponen. Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM) melaporkan suplai ke pabrikan merosot hingga 38 persen, bahkan sebagian pemasok terpaksa memangkas separuh tenaga kerjanya.
Banjir Kendaraan Impor
Di tengah pasar yang lesu, serbuan kendaraan impor juga semakin deras. Selama tujuh bulan pertama 2025, impor mobil listrik utuh (completely built-up/CBU) melonjak lebih dari 50 persen menjadi 76.755 unit. .
Sebagian besar didominasi merek asal China, seperti BYD, Denza, dan Aion, yang menawarkan harga agresif dan teknologi mutakhir.
Kebijakan insentif impor CBU yang berlaku hingga akhir 2025 memang membuka akses konsumen pada pilihan kendaraan listrik yang lebih beragam.
Namun, situasi ini sekaligus menimbulkan dilema, di mana industri lokal belum sepenuhnya siap menghadapi persaingan, sementara banjir produk impor berpotensi menggerus daya saing produksi dalam negeri.
Ilustrasi pabrik mobil Hyundai di Korea Selatan.
Era Elektrifikasi
Dalam kapasitasnya sebagai mantan Dirjen ILMATE, Putu sudah akrab dengan isu elektrifikasi. Ia menekankan bahwa industri otomotif bukan sekadar angka penjualan, melainkan refleksi kesiapan nasional menghadapi transformasi global.
Ia juga kerap menekankan bahwa otomotif tidak sekadar soal angka penjualan, melainkan cerminan kesiapan industri nasional menghadapi perubahan global.
Hampir semua pabrikan kini menyiapkan portofolio kendaraan listrik, sementara pemerintah terus menyesuaikan kebijakan fiskal dan nonfiskal guna mempercepat adopsi.
Tantangan yang ada jelas tidak ringan, infrastruktur pengisian daya masih terbatas, harga kendaraan listrik belum sepenuhnya terjangkau, dan rantai pasok lokal perlu diperkuat.
Meski begitu, peluang juga terbuka lebar. Indonesia memiliki cadangan nikel yang melimpah dan berpotensi menjadi pemain utama di kawasan dalam pengembangan baterai kendaraan listrik.
Lembar Baru Gaikindo
Dalam sambutannya, Ketua Umum Gaikindo periode sebelumnya, Yohannes Nangoi, mengingatkan bahwa industri otomotif selalu menghadapi dinamika yang kompleks.
19 menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi erat dengan pemerintah mampu memulihkan penjualan dari titik terendah.
Kini, estafet kepemimpinan resmi berada di tangan Putu. Dengan pengalaman panjangnya di birokrasi dan pemahaman mendalam terhadap arah kebijakan industri, ia diharapkan mampu menakhodai Gaikindo di tengah momentum transisi energi.
Status Putu sendiri, setelah sempat menjabat aktif sebagai Dirjen Industri Agro Kemenperin, posisinya kini bergeser menjadi pejabat fungsional atau biasa dikenal Pelaksana Tugas (Plt).
Dalam konteks birokrasi, status fungsional berarti seseorang tidak lagi memegang jabatan struktural dengan kewenangan pengambilan keputusan formal, melainkan bertugas berdasarkan keahlian tertentu.
Perubahan status tersebut membuat kedudukannya relatif lebih netral dan tidak terikat langsung pada garis komando kementerian.
Kondisi ini sekaligus membuka ruang bagi Putu untuk berperan lebih leluasa di Gaikindo, di tengah tantangan besar yang harus segera dijawab. Namun, sejarah birokrasi ini juga membuat Putu punya ikatan tak kasatmata dengan pimpinan regulator, baik badan maupun eksekutif selevel mentri atau menteri kordinator.
Ekspor mobil Toyota
Profil Singkat Putu Juli Ardika
• Lahir: 1965, Banjar, Bali
• Pendidikan:
- Sarjana Pertanian, Universitas Mataram (1989)
- Magister Administrasi Publik, University of Tsukuba, Jepang (2001)
• Karier:
- Atase Industri di KBRI Brussel, Belgia (2014–2016)
- Direktur Akses Pasar Industri Internasional, Kemenperin (2016)
- Dirjen ILMATE, Kemenperin (2017-2020)
- Plt. Dirjen ILMATE, Kemenperin (2024)
- Dirjen Industri Agro, Kemenperin (2024)
- Plt. Dirjen Industri Agro, Kemenperin (2025-sekarang)
- Ketua Umum Gaikindo (2025–sekarang)
Berikut susunan pengurus Gaikindo periode 2025–2028:
- Ketua Umum: Putu Juli Ardika
- Ketua (Ketua Harian): Anton Kemal Tasli Kumonty
- Ketua: Jongkie D. Sugiarto
- Ketua: Erlan Krisnaring
- Ketua: Andrew Nasuri
- Ketua: Rizwan Alamsjah
- Ketua: Henry Tanoto
- Ketua: Susilo Darmawan
- Ketua: Benawati Abas
- Bendahara: Hendry
- Sekertaris Umum: Kukuh Kumara