
Alasan bensin campur etanol banyak ditolak oleh masyarakat, salah satunya ada kekhawatiran terkait efek samping. Terlepas dari itu, jenis BBM ini bisa menekan emisi gas buang yang dihasilkan.
Bensin campur etanol dianggap bisa merusak komponen mobil yang berkaitan dengan sistem bahan bakar, khususnya seal yang terbuat dari karet atau plastik.
Seal sendiri banyak dijumpai di dalam mesin, baik yang berhubungan langsung dengan sistem bahan bakar, maupun di dalam mesin yang bersinggungan dengan oli.
Guru Besar Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto mengatakan etanol bisa merusak seal karena sifat kimianya berbeda dengan bensin murni.
“Bahan seal biasanya dari karet seperti nitrile rubber, neoprene, atau polyurethane, dirancang untuk bekerja dengan bahan non-polar seperti bensin. Ketika etanol (polar) masuk, ia dapat melarutkan komponen aditif atau plasticizer dari karet,” ucap Tri kepada Kompas.com, Minggu (19/10/2025).
Dampaknya, karet seal menjadi kering, retak, mengeras, atau mengembang. Kondisi ini bisa dikatakan merusak seal dari peran utamanya sebagai perapat.
Ilustrasi BBM dengan campuran etanol
Selain itu, etanol menyerap air atau higroskopis. Etanol mudah menyerap uap air dari udara. Campuran etanol-air ini dapat menimbulkan korosi pada logam di dekat seal, mengubah pH lingkungan mikro di sekitar seal, mempercepat degradasi kimia bahan elastomer.
“Etanol juga pelarut kuat terhadap resin dan perekat. Etanol dapat melunakkan atau melarutkan resin, lem, dan beberapa plastik yang digunakan untuk merekatkan seal, akibatnya, seal bocor atau longgar, kadang seal membengkak sehingga tidak pas lagi,” ucap Tri.
Menurut Tri, ketahanan bahan terhadap etanol berbeda-beda. Beberapa bahan tidak tahan etanol. Berikut sebagian contohnya:
Ilustrasi BBM mengandung etanol.
- Nitrile Rubber (NBR): buruk – mudah mengeras dan retak
- Neoprene: Sedang – bisa bertahan di E10 tapi tidak di E85
- Viton (FKM): Baik – stabil sampai E85
- Teflon (PTFE): Sangat baik – hampir tidak terpengaruh etanol.
Kesimpulannya, etanol merusak seal karena bersifat polar dan higroskopis. Etanol dapat melarutkan plasticizer dan resin, dan mengubah sifat mekanik karet dan plastik.
Oleh karena itu, kendaraan yang tidak dirancang untuk E20 atau E85 (seperti kendaraan lama) bisa mengalami kebocoran bahan bakar atau kerusakan seal bila menggunakan bensin beretanol tinggi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com.Source: Benarkah Etanol Bikin Seal Mobil Cepat Aus? Ini Penjelasannya