Aki Drop vs Aki Soak, Mana yang Masih Bisa Diselamatkan?

Masalah aki menjadi salah satu kendala yang paling sering dialami pemilik mobil. Kondisi ini kerap membuat kendaraan sulit dinyalakan, terutama saat aki kehilangan daya mendadak.

Tak jarang, pemilik mobil bingung membedakan antara aki drop dan aki soak. Padahal, keduanya memiliki perbedaan mendasar yang memengaruhi cara penanganannya.

Eko, mekanik bengkel spesialis aki Cakra Motor 11, menjelaskan bahwa ada perbedaan penting antara aki drop dan aki soak. Perbedaan ini sering kali membingungkan pemilik mobil ketika mengalami masalah kelistrikan.

"Kalau drop, akinya masih bisa dicas. Kalo soak, misalkan dicas, naik doang voltasenya. Tapi, biasanya cuma kuat sehari, besoknya udah drop lagi," ujar Eko, kepada Kompas.com, saat ditemui di Pasar Segar Cinere, Depok, belum lama ini.

Ilustrasi aki mobil.

Menurut Eko, aki yang mengalami kondisi drop masih berpeluang dipulihkan. Prosesnya bisa dilakukan dengan penyetruman atau pengisian ulang daya listrik aki.

"Misalkan, tadinya voltase 12,4 V, terus turun ke bawah 12,4 V. Kalau masalahnya drop, misalkan posisi aki masih di mobil, kalau alternatornya bagus, saat mobil di-jumper, lalu mesin nyala, aki akan mengisi kembali," kata Eko.

Namun, Eko menekankan bahwa keberhasilan pengisian kembali sangat bergantung pada kondisi alternator. Jika komponen tersebut bekerja optimal, aki drop masih bisa kembali normal.

"Tapi, kalau yang pengisiannya kurang bagus, mau diapain juga enggak bisa, harus dicas," ujarnya. Dengan begitu, aki tetap membutuhkan penanganan khusus agar tidak semakin rusak.

Ilustrasi jumper aki mobil

Di sisi lain, aki soak merupakan kondisi yang lebih serius dibanding drop. Meski sempat bisa dicas, aki soak tidak mampu menyimpan daya dengan baik dalam jangka waktu lama.

Bagi pemilik mobil, penting memahami perbedaan dua kondisi ini agar bisa mengambil langkah tepat. Dengan perawatan dan pengecekan rutin, usia pakai aki bisa lebih panjang dan terhindar dari kerusakan mendadak.