SPBU Swasta Masih Timbang Beli Base Fuel dari Pertamina

Upaya kolaborasi antara Pertamina dan sejumlah SPBU swasta dalam hal pembelian base fuel atau BBM murni masih terus berproses. Hingga kini, belum ada keputusan pasti dari pihak SPBU swasta terkait rencana pembelian tersebut.

Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, mengatakan bahwa Pertamina tidak memberikan batas waktu kaku bagi SPBU swasta untuk mengambil keputusan.

“Ini adalah perjanjian B2B sehingga batas waktu adalah sampai jangka waktu hitungan cargo tiba di Indonesia, dan masa berlaku penawaran kolaborasi ini sampai batas 2025,” ujar Roberth kepada Kompas.com, Sabtu (18/10/2025).

Petugas melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax dan pertalite di SPBU Asaya, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (27/2/2025). Kementerian ESDM akan membentuk tim untuk memberi kepastian spesifikasi bahan bakar minyak (BBM) sebagai respons kekhawatiran masyarakat terkait beredarnya Pertalite (RON 90) yang dioplos menjadi Pertamax (RON 92).

Roberth menegaskan, pihak Pertamina membuka peluang seluas-luasnya bagi badan usaha BBM swasta yang ingin membeli base fuel langsung dari Pertamina.

Pendekatan yang digunakan bersifat transparan dan saling menguntungkan, sejalan dengan upaya menjaga kestabilan harga di pasar domestik.

Adapun SPBU swasta yang diketahui tengah melakukan pembahasan dan negosiasi dengan Pertamina mencakup Shell, Vivo, BP-AKR, serta ExxonMobil.

Jenis BBM Pertamina yang dilakukan pengecekan kualitas pada SPBU Pertamina 34.424.09 Gerem, Cilegon, Banten pada Kamis (13/3/2025).

Seperti diketahui, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), baru-baru ini mengubah mekanisme izin impor BBM menjadi lebih ketat.

Jika sebelumnya izin berlaku tahunan, kini masa berlakunya dipersingkat menjadi enam bulan dan disertai evaluasi berkala.

Kebijakan ini membuat badan usaha swasta kesulitan menjamin kesinambungan pasokan BBM impor, terutama untuk periode jangka menengah.

Dirut Pertamina Simon Aloysius Mantiri saat mendatangi Istana, Jakarta, Jumat (17/10/2025).

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, memastikan negosiasi dengan pihak swasta tetap berjalan dengan baik. Ia berharap kesepakatan bisa segera tercapai tanpa menimbulkan gejolak harga di masyarakat.

"Karena yang pasti kami kan selalu mendukung seperti yang selalu kami sampaikan, (kami) open book jadi komersialnya secara terbuka. Semua bisa, bisa secara terbuka. Dan kami berharap agar harga yang ada di masyarakat tidak terjadi kenaikan, jadi harganya tetap," kata Simon di Istana Negara, Jakarta, Jumat (17/10/2025).

Dengan belum adanya keputusan final dari kedua belah pihak, langkah ini tengah menjadi sorotan karena menyangkut pasokan BBM swasta yang tersedia di pasar.