Perbaikan Lampu Mobil Eropa dengan Teknik Re-Mika Lebih Sulit

Merawat mobil bukan hanya soal mesin dan kaki-kaki. Salah satu bagian yang sering luput perhatian adalah lampu utama.

Mika lampu yang buram, retak, atau menguning biasanya jadi keluhan pemilik mobil. Saat hal ini sudah terjadi, ada salah satu solusi yang bisa dilakukan, yakni dengan re-mika atau membuat ulang mika lampu secara custom. Solusi ini dinilai lebih praktis dan biaya yang dikeluarkan juga lebih terjangkau.

Namun, ada tantangan tersendiri saat perbaikan ini dilakukan pada mobil Eropa. Menurut Dadan Hamdan Fadilah, pemilik Dan’s Motor di Ciledug, Kota Tangerang, pengerjaan re-mika pada mobil Eropa jauh lebih rumit dibanding mobil Jepang.

“Untuk re-mika mobil Eropa memang agak lebih sulit dibanding Jepang. Karena memang bukanya agak susah juga dengan lem kering, perlu kesabaran. Apalagi dengan lemnya bukan lem basah, kita buka headlampnya bisa memerlukan waktu yang lama. Jadi prosesnya tidak bisa buru-buru,” kata Dadan, saat ditemui Kompas.com, belum lama ini.

Mercedes Benz V350 di lapak daring

Sebagian besar mobil Eropa menggunakan perekat headlamp jenis lem kering atau butyl, yang punya daya rekat kuat dan sulit dibuka. Ini berbeda dengan mobil Jepang yang umumnya memakai lem basah, sehingga proses pemisahan mika dan batok lebih cepat dan aman.

Banyak pemilik mobil berharap pengerjaan cepat, tapi untuk mobil Eropa, teknisi tak bisa terburu-buru. Pembukaan lampu, pembersihan sisa lem lama, pemasangan mika baru, hingga sealing ulang membutuhkan ketelitian. Salah langkah bisa berujung kebocoran atau embun di dalam lampu.

Tingkat kesulitan tadi juga berdampak pada biaya. Untuk mobil Jepang, perbaikan re-mika masih bisa berkisar ratusan ribu rupiah. Namun untuk mobil Eropa, angka di atas Rp 1 juta bukan hal asing.

“Harga perbaikan re-mika untuk mobil Eropa bisa di atas Rp 1 juta, tergantung mobilnya. Karena pertama bahannya beda-beda, kedua tingkat kesulitannya juga berbeda dan memang agak repot pengerjaannya,” kata Dadan.