Parkir Tanpa Petugas, Efisien tapi Punya Risiko Keamanan

Sistem parkir tanpa petugas kini makin banyak digunakan, terutama di area perkantoran, pusat perbelanjaan, dan gedung-gedung modern.

Pengguna cukup tap in atau mengambil struk di pintu masuk, lalu saat keluar tinggal scan atau tap out untuk pembayaran. Praktis dan efisien, tapi ternyata menyimpan risiko tersendiri.

Ketua Indonesian Parking Association (IPA), Rio Octaviano, mengatakan bahwa sistem parkir otomatis sepenuhnya tanpa peran manusia memang semakin banyak dilakukan karena praktis.

Kondisi lahan parkir motor resmi di Blok A Tanah Abang, Selasa (11/3/2025).

Namun demikian, Rio menilai peran manusia tetap diperlukan untuk memastikan keamanan. Meski saat ini teknologi license plate recognition (LPR) sudah berkembang pesat.

“Ini sebenarnya yang sekarang banyak digunakan oleh operator parkir. Sistemnya tanpa petugas di pintu keluar. Jadi, di pintu masuk pengguna hanya perlu tap in atau mengambil struk, lalu di pintu keluar cukup melakukan scan struk atau tap out untuk pembayaran,” ujar Rio kepada Kompas.com, Kamis (16/10/2025).

“Kami pernah melakukan riset, dan hasilnya menunjukkan bahwa keterlibatan manusia tetap diperlukan. Kenapa? Karena meskipun sudah ada teknologi license plate recognition, teknologi ini tidak bisa menjamin pembacaan pelat nomor kendaraan secara benar seratus persen,” kata Rio.

Rio menjelaskan, teknologi pembaca pelat nomor kendaraan memang memiliki tingkat keberhasilan tinggi, mencapai 99 persen. Namun, celah 1 persen yang tersisa tetap bisa menjadi sumber masalah besar.

Ilustrasi parkir mobil yang dikelola Centrepark

“Walaupun tingkat keberhasilannya mencapai 99 persen, tapi 1 persen sisanya bisa menjadi celah kegagalan. Ini sebuah paradoks dalam berpikir, sebab dari situ muncul risiko kebocoran yang harus diantisipasi,” jelasnya.

Karena itu, Rio mengingatkan agar operator parkir tidak sepenuhnya menyerahkan sistem kepada mesin karena bisa menjadi celah bagi tindak kejahatan

Perlu tetap ada kontrol manusia untuk memverifikasi bahwa kendaraan yang keluar sama dengan yang masuk, baik dari sisi pelat nomor maupun jenis kendaraan. 

Ilustrasi parkir mobil basement

“Nah, ini yang perlu diwaspadai. Para pengguna sistem parkir tanpa petugas tetap harus memastikan ada kontrol manusia di dalamnya," katanya.

"Minimal, memastikan bahwa kendaraan yang masuk dan keluar itu sama, pelatnya sama, kendaraannya sama,” katanya.

Ia khawatir, kepercayaan berlebihan terhadap sistem otomatis justru membuat lapisan keamanan berkurang. Dalam jangka panjang, hal ini bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Mesin parkir PNJ yang diprotes mahasiswa di Beji, Depok, Jumat (5/7/2019).

“Yang dikhawatirkan, sekarang ini ada sistem yang terlalu percaya pada otomatisasi, sehingga proses keamanannya justru diremehkan. Akibatnya, di pintu keluar tidak ada lagi lapisan pengamanan,” ujar Rio.

“Kalau dibiarkan, hal ini bisa dipelajari oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan dimanfaatkan sebagai celah pencurian," kata Rio.

"Jadi, ini sebenarnya merupakan imbauan bagi para pengguna jasa sistem parkir agar memastikan keamanannya tetap berlapis,” katanya.